Senin, Juni 09, 2014

Interview with Carnivored
























PJ : Hello kawan - kawan carnivored gimana kabarnya sekarang dan sibuk apa..??
Carnivored : Baik-baik saja kami disini. Karena “No Truth Found” merupakan self release album, saat ini sedang disibukan dengan penjualan, distribusi dan promo album tersebut. Disamping itu ya sibuk dengan urusan pribadi masing-masing.

PJ : Bisa diceritakan awal mula kalian terbentuk dan kenapa memilih nama carnivored..??
Carnivored : Oke, jadi Carnivored terbentuk sekitar tahun 2006, diwilayah Pamulang, Tangerang Selatan. Dengan formasi awal: Ario-gitar, Hansen-Vocal, Geo-Drum, Gilang-Bass. Album pertama direncanakan rilis ditahun 2008 dibawah Rottrevore Records. Penggarapan debut album tidak berjalan dengan lancar karena mengalami banyak masalah intern yang pada akhirnya memaksa band untuk vacum hingga tahun 2009. Ditahun tersebut, Gilang dan Ario mencoba menghidupkan kembali Carnivored, sayangnya Hansen dan Geo sudah kurang berminat untuk bermusik kembali karena kesibukan kehidupan pribadi mereka. Akhirnya Ronald bergabung ditahun 2009 mengisi posisi vocal, tak lama setelah itu ditahun 2010 Oces bergabung mengisi posisi drum. Setelah solid dengan formasi terbaru, Carnivored kembali melanjutkan penggarapan album pertama dan dirilis ditahun 2012 dibawah Rottrevore Record, dengan judul album: “Revival”. Di tahun yang sama Gilang mengundurkan diri karena kesibukan pekerjaan serta visi misi yang sudah tidak sejalan lagi, Welby bergabung mengisi kekosongan posisi bass di awal tahun 2014, diikuti dengan dirilisnya album kedua “No Truth Found” pada April 2014.

PJ : Berbicara mengenai album kalian No Truth Found, ada hal istimewa tidak yang kalian tonjolkan dari album tersebut ?
Carnivored : Yang paling jelas ditonjolkan mulai dari materi secara keseluruhan yang lebih complex, sound yang lebih baik dibandingkan dengan Revival, karena proses produksi album ini dipikirkan dengan jauh lebih matang. Permainan drum yang tidak straight forward (Oces yang sudah mulai berani explore dan keluar dari zona perbainan blast beat yang dominan. Pada vocal juga sudah mulai mencoba beberapa karakter yang berbeda, sudah tidak secerewet di album Revival, mulai mencoba pattern-pattern vocal yang lebih bisa untuk ber-sing-a-long meskipun masih blm maksimal. Di No Truth Found kami ingin lebih bernuansa, serta part-part groovy yang lebih ditonjokan. Kami ingin lebih kaya secara materi pada album ini, namun tetap mudah diterima oleh semua orang, enak didengar dan bisa berheadbang-ria.

PJ : Logo menjadi simbol sendiri bagi sebuah band, logo carnivored inikan berganti menjadi lebih simple. bisa jelaskan apa sebabnya kalian mengganti logo band ?
Carnivored : Untuk logo kami memang ingin yang lebih sederhana, mudah dibaca dan sesuai arah musik Carnivored untuk saat ini dan kedepannya.

PJ : band manakah Influense dari masing - masing personil carnivored..??
Carnivored : Ario: Vader, Decapitated, Soulfly, Gojira, Pantera, Alter Bridge, Stone Sour, Damage Plan, Breaking Benjamin, Static X, Slipknot.
Ronald: Pantera, Gojira, Misery Index, Rotten Sound, Wolfbrigade, Bolt Thrower, Vader, Meshuggah, Decapitated, Slayer, Suffocation, Chimaira.
Oces: Decapitated, Suffocation, Death, Misery Index.
Welby: The Black Dahlia Murder, Morbid Angel, Sepultura, Faceless, Trivium.

PJ : kendala - kendala apa yang kalian hadapi ketika menggarap album No Truth found ?
Carnivored : No Truth Found merupakan pengalaman pertama rekaman album yang kami lakukan seluruh proses trackingnya di satu studio secara berturut-turut selama dua minggu di Masterplan studio, Bandung (Karena rekaman album Revival dilakukan dibeberapa studio yang berbeda dan ada jarak sekitar beberapa minggu untuk perekaman tiap instrumennya). Dalam segi dana, No Truth Found jauh lebih besar dari Revival namun terbatas. Banyak hal diluar dugaan kami temukan selama proses rekaman No Truth Found, dimana latihan yang kami persiapkan selama ini terasa cukup, ternyata sangat kurang yang akhirnya sangat memakan waktu dan mengakibatkan overtime bahkan overshift dari yang telah kami rencanakan, terutama terjadi pada sesi rekaman drum. Pada saat sesi rekaman vocal juga lumayan menyiksa karena dana yang sudah menipis, jadi rekaman vocal untuk 10 lagu harus selesai dalam waktu 2 hari, bagian tenggorokan dan pita suara yang sudah lumayan terasa perih sedikit tertolong dengan selalu diselingi meminum madu dan air hangat.
Pada saat proses mixing juga banyak kendala karena pada proses ini komunikasi yang dilakukan dengan jarak jauh (via Email). Dimana pada proses mixing dan mastering kami sudah kembali ke rumah kami di Tangerang.
Pada proses cetak cover juga sempat mengalami kendala dengan vendor percetakan dekat wilayah domisili kami yang mesin cetaknya bermasalah, sehingga dengan terpaksa kami pindah ke vendor percetakan yang cukup jauh jaraknya dari rumah kami, tapi memiliki mesin cetak yang cukup baik.

PJ : Bagaimana respon para metalhead indonesia mengenai album kalian ?
Carnivored : Sejauh ini respon positif yang masih mendominasi, bahkan mereka sangat suka dengan hasil dari album No truth Found, mulai dari artwork, sound yang dihasilkan, hingga ke aransemen di keseluruhan album ini. Hanya beberapa saja yang masih lebih suka style album Revival.

PJ : cover art kalian sangat menarik, bisa dibocorkan siapakah konseptor dari cover album serta layouter "No Truth Found" tersebut ?
Carnivored : Untuk konsep awal datang dari vokalis kami, Ronald Alexander yang memang ingin menterjemahkan judul album No Truth Found kedalam bentuk ular yang keluar dari dalam TV dan disekitarnya juga terdapat pistol, obat-obatan, bom, burger, belatung, peluru sebagai penggambaran propaganda politik, hedonisme, dan culture of violence yang selalu disiarkan oleh media.
Untuk cover art No truth Found, kami ingin mencoba membuat sebuah artwork album yang dasarnya dari sebuah foto yang kami buat sendiri, bukan dari lukisan atau apapun yang dihasilkan dari goresan tangan. Lalu kami mengajak Bahrull Marta (Abomination Imaginery) sebagai orang yang akan melakukan retouch (Digital Imaging) terhadap foto cover album tersebut. Pada saat sesi pemotretan Bahrull Marta juga berperan sebagai art director karena memang dialah yang memiliki peranan besar dalam penentuan pencahayaan, angel, serta penempatan posisi objek-objek yang ada dalam cover album tersebut.
Fyi: Semua objek yang ada di cover album No Truth Found (Tv Pecah, Ular, Bom, Burger, Belatung, Obat-obat, Borgol, Pistol, Peluru, orang berjas berkepala TV adalah nyata dan asli, bahkan ular dan belatung yang kita gunakan memang benar-benar hidup) Kecuali tengkorak yang ada dicover depan adalah hasil digital imaging oleh Bahrull Marta.

PJ : Adakah rencana tour album dalam waktu dekat ini..??
Carnivored : Ada, kami merencakan tour yang akan dimulai sekitar bulan Agustus.

PJ : Lagu apa yang menjadi andalan kalian di album No Truth Found dan bisa dijelaskan kenapa ?
Carnivored : Sebenarnya seluruh lagu di album ini menjadi andalan kami, tapi ada beberapa lagu yang lebih special seperti track “Conspira(r)chy karena merupakan lagu instrument pertama kami yang durasinya cukup panjang. Track “Angel of Piggish” dan “Living Peace in Slavery” di dua lagi ini Ario turut menyumbangkan suaranya, lalu track “The Guinea Pigs of Regime” ada part vocal seperi orang berorasi dan juga ada ucapan narasi ditengah-tengah lagu.

PJ : Show di wilayah mana yang menjadi sangat berkesan bagi carnivored dan adakah kemungkinan untuk tampil di malang lagi ?
Carnivored : Salah satu show yang sangat berkesan pada saat kami show di kota Sragen tahun lalu. Show di alun-alun kota Sragen, di depan kantor walikota Sragen, acaranya free dan alun-alun tersebut hanya dikelilingi oleh pasar kaget, siapapun bisa masuk ke alun-alun, dari mereka yang memang metalhead dan mereka yang bukan metalhead. Sangat ramai, dan setiap lagu pasti selalu terjadi kerusuhan hingga adu fisik dilakukan oleh mereka-mereka yang kurang paham akan musik metal. Perjalanan pulang dari kota Sragen ke Jakarta juga diluar dugaan kami dan menyebalkan, karena biasanya dalam waktu 12 jam kami sudah bisa sampai dirumah, perjalanan pulang kali ini memakan waktu hampir 24 jam. Macet, banjir, atap bus bocor, hampir sebagian besar barang bawaan kami menjadi basah, banyak kutu “bangsat” yang selalu menggigit kami selama perjalan pulang, hingga bus berhenti di terminal yang tidak sesuai dengan rutenya dan itu masih cukup jauh dari rumah kami.
Show kami di Binjai, Kalimantan Barat juga sangat berkesan, perjalanan menuju venue setelah turun dari pesawat harus melewati hutan belantara, gelap gulita, dan memakan waktu perjalanan darat selama hampir 5 jam, dengan kondisi jalan yang lumayan parah, dan show dilakukan di sebuah gedung ditengah-tengah perkebunan sawit. Kami sangat terkesan dengan jumlah metalhead dikota Binjai yang terbilang cukup ramai karena untuk akses ke lokasi cukup sulit dan sangat jauh dari perkotaan, berada ditengah-tengah hutan. Teman-teman metalhead dari Binjai benar-benar solid dan mereka begitu hangat terhadap kami.
Yup, kami sangat merindukan untuk bisa tampil di kota Malang. Kami baru pertama kali show di Malang, dan itu sangat berkesan, mulai dari sambutanya yang hangat hingga moshpit yang tak pernah berhenti selama show kami. Teman-teman Malang benar-benar ramah. Semoga di tour album No Truth Found kami bisa show kembali di kota Malang.
Setiap panggung pasti ada kesan tersendiri bagi kami. Purwokerto, Solo, Jakarta, Bali, Magelang, tiap-tiap kota punya ceritanya tersendiri dan itu sangat berkesan bagi kami.

PJ : Indonesia merupakan salah satu populasi metalhead terbesar di dunia, menurut kalian bagaimana perkembangan musik metal di negeri ini ?
Carnivored : Yup betul, secara populasi Indonesia memang bertumbuh secara pesat dan masih akan terus bertumbuh. Akan tetapi masih banyak yang harus dibenahi agar scene metal Indonesia benar-benar bisa berkembang menjadi sebuah industri yang hidup sehingga setiap aspek yang berkecimpung didalamnya bisa mendapatkan sesuatu yang lebih bahkan bisa menghidupkan mereka, seperti halnya di Amerika dan Eropa.
Beberapa hal yang harus dibenahi diantaranya: kesadaran para fans musik metal untuk membeli rilisan fisik dari band yang mereka suka.
Band-band yang harus lebih aware terhadap kualitas hasil rekaman yang baik, juga kualitas sound pada saat show (didukung oleh team produksi dari pihak band).
Para EO yang harus lebih “well prepared” terhadap band-band yang akan mereka undang sehingga mereka lebih punya tolak ukur dalam hal negosiasi (dealing) dengan band tersebut, sehingga sama-sama saling menguntungkan. Karena band yang semakin matang dalam bermusik dan memiliki team produksi (management) sebagai pendukung show mereka akan maksimal atau tidak dipanggung, harus benar-benar dipikirkan oleh EO agar mereka lebih siap. Memang tidak bisa dipungkiri yang paling mendasar dari keputusan dealing EO adalah seberapa besar fanbase band tersebut sehingga pada saat mereka show banyak orang yang akan datang dan membeli tiket.
Disamping itu juga EO juga harus memperhatikan band yang akan mereka undang dari segi pencapaian/prestasi apa saja yang sudah band tersebut raih, proses perjalanan band tersebut, produktifitas band tersebut.
Dan masih banyak hal-hal lainnya yang masih harus dibenahi dari scene metal Indonesia.

PJ : Pertanyaan terakhir, apa pesan kalian untuk pasukan jihad webzine ?
Carnivored : Terima kasih Pasukan Jihad Webzine sudah berkenan mewawancarai kami. Sukses untuk kalian. Long live Pasukan Jihad Webzine, hails!

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search