Kamis, April 25, 2019

Crimson Diary Luncurkan Tikam di RSD 2019

Mini album yang berisi empat lagu anyar Crimson Diary itu dilepas resmi pada perayaan Record Store Day 2019.

Unit rock alternatif asal kota Malang, Crimson Diary, akhirnya resmi merilis EP bertajuk Tikam. Mini album yang berisi empat lagu anyar tersebut hanya dikemas dalam format kaset dan dilepas pada perayaan Record Store Day 2019 melalui label rekaman Nadapita Records. Momen perayaan Record Store Day kota Malang, 14 April 2019, menjadi hari istimewa bagi Crimson Diary sebab mereka resmi merilis karya terbarunya, sekaligus tampil live dalam set akustik yang intim di sana. Mini album Tikam hanya dirilis dalam jumlah terbatas dan eksklusif.

Tikam memuat empat lagu baru Crimson Diary dalam balutan irama rock alternatif yang dingin dan sarat akan tema lirik yang mendalam. Track pertama adalah “Tikam” yang bercerita soal sosok backstabber yang dianggap sebagai golongan sia-sia di mata Crimson Diary.

Lagu “Ideologi” sudah pernah dirilis sebagai single dan dikemas dalam video musik sebelumnya. Tembang tersebut relevan dengan isu radikalisme dan kebencian atas nama agama yang marak di negeri ini. Tampaknya suhu politik yang panas di Indonesia disertai radikalisme berbasis agama sudah bikin gerah masyarakat. Crimson Diary lantas menuangkan segala unek-unek mereka atas tindakan kaum keblinger agama itu.

“Saya menulis lagu ini karena sedih melihat umat manusia yang suka mengatasnamakan tuhan demi membenarkan segala tindakan mereka,” jelas Bill (vokal/gitar). “Apalagi anak saya sampai menonton berita di media dan menanyakan hal-hal yang mulai susah saya jelaskan. Seperti misalnya, kenapa sih manusia itu kok jadi jahat?”

Salah satu peristiwa yang paling menginspirasi Bill menulis “Ideologi” adalah kasus ledakan bom bunuh diri pada sejumlah gereja di Surabaya, beberapa waktu lalu. Bahkan konon anggota keluarganya nyaris saja menjadi korban dalam peristiwa biadab yang bertameng bela agama itu.

Video musik “Ideologi” dibintangi oleh Eve Freya Adeeva Elora, putri dari Bill, yang digambarkan bocah kecil itu musti menyaksikan berita terorisme serta kekejian lain di televisi yang membuatnya takut. Video tersebut merepresentasikan soal framing media, korban terorisme, serta penanaman nilai-nilai yang salah pada masyarakat terutama bagi anak-anak di bawah umur.

Tembang “Usia” berkisar soal umur panjang atau masa-masa di penghujung usia. Seperti yang diceritakan Bill, “Saya suka jalan-jalan ke pasar lalu melihat orang-orang berusia senja yang masih giat bekerja dan bijak dalam menjalani sisa usianya. Yang namanya umur memang tak pasti...” .Track terakhir berjudul “Asa” dengan baris lirik singkat yang menggugah dan memperbesar kemungkinan akan harapan setiap manusia: “Pelan menjadilah air / Lewati yang menghadang / Tetaplah bermimpi / Mimpi adalah harapan nyata...”

Materi mini album Tikam direkam di Vamos Studio, Malang. Proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Yasa. Dalam pengerjaan musiknya juga melibatkan musisi lain seperti Gege Pranata (additional drum) dan Btangguh (additional keyboard). Ilustrasi sampul Tikam digarap oleh sang gitaris Siklum Huda. Mini album Tikam diproduksi dan didistribusikan oleh Nadapita Records untuk pasar Indonesia.

Crimson Diary saat ini digawangi oleh Bill Walessa Natalendra (vokal, gitar), Siklum Huda (gitar) dan Agung ‘Bampho’ (bass). Selepas merilis dua album penuh dan satu EP, mereka kembali menyiapkan materi musik untuk album berikutnya, serta masih tetap rajin manggung di berbagai kesempatan.

Kaset Tikam EP bisa dipesan melalui Crimson Diary dan Nadapita Records:

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search