Awal terbentuknya GeneGrade ketika Eko (Founder dan Drummer dari band metal asal Pekanbaru, Monoserus) yang telah rampung menciptakan kurang lebih 10 lagu namun tidak dapat dirilis dalam format Monoserus dikarenakan perbedaan benang merah dengan karakter Monoserus. Muncul ide untuk menciptakan sebuah projek kolaboratif, dimana setiap lagu (kecuali rhythm guitar) akan direkam oleh musisi yang berbeda. 2020 adalah tahun dimana projek yang dirasa mustahil ini dimulai, berbekal semangat dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yg sepengetahuannya belum pernah ada.
Instagram menjadi media sosial yang dominan untuk Eko menghubungi musisi-musisi yang menurutnya cocok untuk bergabung dalam projek ini. Pada debut single GeneGrade yang berjudul “walking disaster (Instrumental)”, Eko berhasil merangkul beberapa musisi dari dalam maupun luar negeri. Sebut saja Ola (drum), Moch AF (bass), Miguel Domingues (guitar).
Di single kedua ini, GeneGrade digawangi oleh Andyan Gorust (drum), Faiz (bass), Bagas (vox), Miguel Domingues (solo gtr) dan Stephen Bank (Sequencer). Berkisah tentang kemurkaan alam semesta kepada manusia yang tidak lagi manusiawi. Memperlakukan alam sekehendak kita sendiri tanpa memikirkan dampaknya yang sebenarnya akan kembali kepada kita. Retaliation memiliki nuansa yang lebih gelap, perpaduan genre mulai dari death metal, Black Metal, Hardcore, Deathcore dan Djent yang dibalut ambien beraroma orchestra non kompleks.
Proses rekaman Retaliation sama dengan lagu lainnya, setiap musisi yang terlibat merekam bagiannya dimasing masing dikediaman/studio didaerahnya. Kemudian data mentah dikumpulkan oleh Eko lalu diserahkan pada Wildhan (winsome studio, Solo) untuk dilakukan proses mixing mastering.
Single “Retaliation” kini dapat dinikmati diberbagai portal digital antara lain iTunes, Spotify, Deezer dan layanan musik streaming lainnya. Rencananya, debut album GeneGrade akan rilis diakhir tahun 2022 nanti.
0 Komentar