Dari cerita Merry Go Round sendiri, dan terjemahan di artwork dan fotonya, ini merupakan sudut pandang Raditomo akan fenomena free soul, ketakutan berkomitmen, dan hubungan beda agama, yang akhir-akhir ini sering terjadi di kota besar. Dan ini mengerucut menjadi maraknya hubungan ‘Friends with Benefit`, ‘Hubungan Abang-Adek’, TTM (Teman Tapi Mmmm), Teman Butuh Subscription,dan hal hal aneh yang terjadi belakangan ini. Semua itu dijadikan narasi utama oleh Raditomo di lagu Merry Go Round ini.
Untuk pengerjaan single ini, Raditomo berinvestasi di Hosly Studio yang digawangi Adrian Timothy @adrntmyts (Psychotic Villager) untuk semua kebutuhan produksian musik, mulai dari re-arranging, mixing, mastering, sampai recording. Raditomo juga mengajak Leo Sihombing @leoo_sihombing (Selat Malaka) dan Nico @nicolassimanjutak (Vintage Glasses) untuk mengisi instrumen di lagu ini. Untuk estetika visual, Raditomo mengajak Widya Pratiwi @_weweed untuk artwork visual single, dan Nita @shotbynit untuk pengabadian moment fotonya.

0 Komentar