Advertisement

Responsive Advertisement

Penderitaan, Pencarian Makna, dan Ekspresi diri Sigmotions Tuangkan Lewat single Kedua bertajuk "Triangle"


Sigmotions hadir sebagai warna baru dalam kancah musik rock modern indonesia. Terbentuk pada tahun 2024, band ini digawangi oleh Prasetya (Vokal), Alif (Gitar), Daffa (Gitar), Hazim (Bass), dan Akbar (Drum). Dengan semangat yang membara dan eksplorasi musikal yang dinamis, Sigmotions berkomitmen untuk menghadirkan karya yang tidak hanya bertenaga, tetapi juga penuh makna. Mengusung aransemen musik yang segar dan lirik yang mampu menggugah emosi, Sigmotions menawarkan pengalaman mendengarkan yang otentik dan penuh energi. Setiap nada dan harmoni yang tercipta adalah refleksi dari perjalanan, kisah, serta semangat yang ingin mereka bagikan kepada para pendengar. Setelah sukses dengan debut pertamanya “Shattered”, kini mereka telah merilis single kedua yang berjudul “Triangle” sebuah karya yang membuktikan konsistensi Sigmotions dalam industri musik.

Dengan perpaduan gaya modern rock dan karakter khas masing-masing personel, Sigmotions terus tumbuh menjadi simbol kebebasan berekspresi generasi muda. Mereka tak hanya tampil di atas panggung, tapi juga menciptakan ruang bagi pendengar untuk merasa dilihat, didengar, dan terhubung.

TRIANGLE” adalah lagu yang menggambarkan pergulatan batin seseorang yang merasa terjebak dalam tekanan hidup yang berulang dan melelahkan. Dunia digambarkan sebagai beban yang tak pernah diminta, dan tokoh dalam lagu ini dipaksa terlihat kuat meski hatinya penuh luka. Kesunyian menjadi ruangnya untuk bersuara, tempat ia “bersyair dalam sunyi,” meski suara itu tertelan oleh semesta.

Judul “TRIANGLE” menyimbolkan tiga sisi utama dalam perjalanan emosional tokoh ini: penderitaan, pencarian makna, dan ekspresi diri. Ketiga sisi itu saling terhubung membentuk satu kesatuan yang rapuh, namun utuh. Lagu ini mencerminkan perenungan mendalam tentang identitas, keputusasaan, dan harapan dalam bentuk paling sunyi.

Dalam puncak kesunyian itu, hadir suara batin sebuah sabda yang membimbing untuk melepaskan segala luka. Hingga akhirnya, melalui puisi dan aksara, ia menemukan cara untuk menutup kisah: “Aku tulis bait terakhir dalam cerita.” Lagu ini adalah pernyataan bahwa bahkan di tengah kehampaan, kita tetap memiliki kendali atas cara kita menutup babak hidup.

Posting Komentar

0 Komentar