Diberi tajuk Omegalitikum yang memuat komposisi death metal berbasis pentagram serta tema peradaban baru di tengah dunia yang sekarat.
Unit death metal asal Jakarta, Darksovls, akhirnya resmi merilis debut albumnya yang bertajuk Omegalitikum melalui label rekaman Blackandje Records. Proses pengerjaannya terbilang singkat. Dalam waktu tak lebih dari setahun saja, semua materi musiknya kelar digodok oleh empat pria yang dipenuhi hasrat persahabatan, kesenangan, serta kecintaan maksimal akan musik ekstrim.
Darksovls merupakan kelompok anyar yang sebenarnya berisi wajah-wajah tak asing lagi. Kuartet ini digawangi oleh Daniel Mardhany (vokal), Coki Bollemeyer (gitar), Bonny Sidharta (bass), dan Andyan Gorust (drum). Tentu saja nama-nama tadi sudah dikenal baik oleh para penggemar musik cadas tanah air karena mereka sebelumnya pernah bersama-sama di era awal Dead Squad.
“Kita memang mau melanjutkan apa yang dulu pernah kita lakukan bersama. Bersenang-senang, dapat uang dan memainkan death metal,” kata Daniel Mardhany tentang persekongkolan barunya ini bersama kawan-kawan lama. “Bagi gua rasanya mungkin ini kayak Joy Division jadi New Order atau Peterpan jadi Noah, haha.”
Darksovls memang terbentuk dari tongkrongan pertemanan yang sudah sekian lama saling memahami satu sama lain. Kabarnya, mereka berempat sering berkumpul di rumah Coki Bollemeyer sembari membahas game, alien, atau anjing peliharaan. Dari situ kemudian tercetus niat untuk kembali bermusik bareng dan bikin band baru lagi. Nama Darksovls konon dicetuskan oleh Bonny Sidharta, diambil dari judul game kesukaannya.
Daniel Mardhany dkk langsung tancap gas menulis lagu meski dengan sedikit kesempatan tatap muka maupun latihan bersama di tengah masa pandemi dan segala pembatasan sosial. Koordinasi, brainstorming serta workshop penulisan lagu lebih banyak mereka lakukan melalui grup wasap berdasarkan musik dasar yang dibikin oleh Coki Bollemeyer.
“Cuma bermodal kepercayaan kapasitas dan karakter masing-masing personel aja. Kita udah tau bakal seperti apa isian masing-masing karena udah pernah bareng-bareng garap dua album di band sebelumnya,” tambah Daniel Mardhany dengan rasa percaya diri. “Karena chemistry yang kuat jadi proses penggarapan album ini terbilang cepat. Gak sampai satu tahun proses penggarapan album perdana ini kelar.”
Di tengah-tengah proses penggarapan materi album, Darksovls sempat melempar “Kahar” sebagai single perdana, pada bulan Oktober 2021 yang lalu. Lagu berlirik lugas itu memuat manifesto penting: “Kami bangkit dari alam baka / Empat pasang mata disatukan bencana / Meracik notasi dengan amunisi dendam / Adiksi sonikal barbarian berbalut rima kelam…”
Album Omegalitikum berisi delapan lagu dengan komposisi death metal yang cukup beringas, gelap, dan sinikal. Berbalut nuansa black metal dan progressive metal yang terdengar megah dan epikal. Dibangun oleh berbagai referensi dan selera kuping para personelnya, mulai dari Morbid Angel, Deicide sampai Dissection, bahkan Tool hingga Nine Inch Nails.
Pada departemen lirik, Daniel Mardhany menulis tema-tema gelap mengenai serpihan kisah-kisah apokaliptik pasca bangsa tirani runtuh. Tentang bagaimana peradaban baru dimulai kembali di dunia yang sedang sekarat.
“Lirik-lirik gua masih berasaskan kegelapan, kebencian, kemuakan dan kecemasan. Tak ada yang terang lah,” paparnya. “Tema seperti resureksi diri kita kembali menjadi suatu unit yang utuh, sifat megalomaniak karena post power syndrome yang makin banyak gua temuin, tendensi bunuh diri sebagai gaya hidup, transisi metropolis menjadi nekropolis, kenyataan bahwa fakta di dunia nyata semakin sureal, hingga dekadensi hasrat kebendaan di era digital.”
Proses rekaman Omegalitikum dijalani dengan intens dan cepat. Sesi gitar dan bass direkam di Studio Cipete Bersahaja Ceria oleh Si Bewok. Drum direkam di Darktones Studio oleh Jafar Iris. Sementara vokalnya direkam di dua tempat: Darktones Studio oleh Adria dan Obon, serta di A2 Studio oleh Nugraha Andiman. Proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Hari Kurnia di Dongker Studio.
Penataan lagu atau tracklist di album ini juga disusun secara serius layaknya concept album oleh Daniel Mardhany dkk. Mereka mengaku terinpirasi dari konsep album Dark Side of the Moon-nya Pink Floyd. Album ini diawali oleh lagu pertama “Kahar” yang bertema soal kelahiran, hingga ditutup dengan lagu bertema kematian “Hamba Alam Baka”. Jumlah delapan lagu itu juga menggambarkan simbol infinitas siklus kehidupan.
Sampul album dan tata artistik Omegalitikum dikerjakan oleh Morrg yang pernah menggarap desain untuk album pertama Kala, proyek bermusik Daniel Mardhany yang lain. “Begitu Darksovls mau garap album di kepala gua langsung muncul nama dia lagi. Karena dia bisa mengubah ide-ide gua menjadi visual dengan ciamik. Gak perlu setan-setanan tapi gelap. Dan yang terpenting pesan dari lirik yang mau gua sampein ada di artwork.”
Album Omegalitikum dalam format CD dan kaset resmi beredar di pasaran distribusi nasional mulai tanggal 27 Agustus 2022. Rilisan ini juga dipasarkan dalam paket bundling dan boxset spesial dalam jumlah terbatas. Semua produk tersebut bisa dipesan melalui Blackandje Records. Untuk sementara album tersebut hanya mereka rilis dalam wujud fisik dan belum tersedia di platform digital.
Selepas merilis album debutnya ini, Darksovls berniat untuk membakar sirkuit metal tanah air yang mulai memanas kembali. Mereka bahkan sudah siap tampil dari panggung ke panggung dalam tata produksi yang lebih segar untuk memanjakan mata dan telinga penggemarnya.
Serpihan kisah pasca bangsa tirani runtuh sudah mulai disusun ulang. Selamat datang di masa peradaban baru pasca apokalips bersama Darksovls!
0 Komentar