Advertisement

Responsive Advertisement

"Defiled War Axe" Debut Single Band Gloomspire Sebagai Bentuk Perlawanan Terhadap Sistem Pemerintahan


Gloomspire, band crossover thrash metal yang dikenal dengan gaya musik agresif dan penuh energi, merilis single terbaru mereka berjudul “Defiled War Axe” pada 06 Januari 2025. Lagu ini merupakan perpaduan sempurna antara riff gitar tajam, vokal penuh intensitas, dan hentakan drum eksplosif yang menciptakan komposisi dinamis dan brutal. Dengan lirik yang menggambarkan perlawanan terhadap konflik dan ketidakadilan, “Defiled War Axe” tidak hanya menghadirkan pengalaman musik yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang perjuangan dan kekuatan. Diproduksi mandiri dan kini tersedia di berbagai platform streaming seperti Spotify dan Apple Music dan lain lain, single ini menegaskan komitmen Gloomspire untuk terus menciptakan karya yang relevan dan menginspirasi di dunia metal modern.

Suara baru dalam perlawanan, Gloomspire. Band crossover hardcore thrash metal yang terbentuk pada 2 Novermber 2024 ini terdiri dari Hippo (vokalis), Bayu (gitar 1), Zakhel (gitar 2), Farrel (bassist), dan Rama (drummer). Dibentuk dengan semangat membara, Gloomspire tidak hanya membawa musik keras yang menghentak, tetapi juga pesan lantang yang menentang ketidakadilan dan penindasan.

Terinspirasi oleh situasi di kota mereka sendiri, di mana banyak orang masih takut bersuara melawan pemerintahan yang dianggap busuk karena ulah beberapa oknum radikal, Gloomspire hadir untuk menjadi media keberanian. Mereka percaya bahwa kekuasaan tidak boleh dijalankan dengan kekerasan yang membungkam rakyat. “Kami melihat banyak ketidakadilan di sekitar kami, dan kami tidak bisa diam. Lewat musik, kami ingin menunjukkan bahwa melawan itu mungkin,” ungkap Zakhel sang gitaris.

Gloomspire memilih untuk fokus berkarya di dunia digital, mengutamakan penyebaran musik mereka melalui platform musik digital daripada tampil live. Dengan semangat untuk terus menyuarakan perlawanan, mereka lebih memilih untuk mengerahkan energi mereka dalam lagu-lagu yang sedang mereka garap, berharap pesan yang mereka bawa bisa mencapai pendengar lebih luas. Setelah merilis single pertama yang kini sudah hadir di berbagai platform musik digital, Gloomspire sedang menggali lebih dalam materi untuk EP terbaru mereka. EP ini direncanakan untuk dirilis pada pertengahan atau akhir tahun 2025, dan siap mengguncang dunia musik dengan lebih banyak pesan perlawanan yang tak terbendung.

Single perdana kami “Defiled War Axe” bukan sekadar lagu—ini adalah ledakan energi yang memadukan kekuatan musik brutal dengan pesan mendalam tentang konflik, kehancuran, dan perjuangan yang tak terhindarkan. Setiap elemen dalam lagu ini, dari riff gitar yang tajam hingga hentakan drum yang mengguncang, dibuat untuk menggambarkan kemarahan dan ketidakadilan dunia yang semakin memanas. Liriknya, yang disampaikan melalui vokal Hippo yang penuh amarah dan emosional, merinci rasa frustrasi terhadap kekuasaan yang membungkam suara rakyat dan memanfaatkan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya.

Gloomspire sendiri menyebut “Defiled War Axe” sebagai representasi dari jiwa kolektif band yang tidak hanya ingin memainkan musik, tetapi juga menyuarakan perlawanan. “Lagu ini adalah simbol perlawanan kami terhadap ketidakadilan dan kehancuran yang diciptakan oleh kekuatan besar yang tidak peduli pada manusia,” ungkap Hippo, vokalis Gloomspire. “Kami ingin pendengar merasakan energi yang sama: mentah, tanpa kompromi, dan penuh semangat.”

Dengan lirik yang mencerminkan perlawanan terhadap sistem yang korup, “Defiled War Axe” memberi pesan bahwa melawan adalah kewajiban, bukan pilihan. Dihasilkan secara mandiri dan diproduksi dengan detail dan energi tinggi, lagu ini kini sudah tersedia di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan lainnya. Tidak hanya sebagai karya tunggal, “Defiled War Axe” juga menjadi langkah pertama Gloomspire menuju album penuh yang sedang dalam proses pengerjaan. Album ini diharapkan akan melanjutkan eksplorasi energi thrash metal dan kekuatan hardcore, menjanjikan lebih banyak karya yang penuh amarah, semangat, dan tentu saja, perlawanan.

Lagu ini menggambarkan kekuatan gelap yang bersembunyi di balik bayangan, menggunakan kebohongan, perang, dan penderitaan untuk mempertahankan kekuasaan. Mereka berbicara tentang perdamaian, tetapi sebenarnya memanfaatkan konflik untuk kepentingan pribadi, membangun kekuasaan di atas kebohongan dan kemunafikan. Lirik ini dengan tajam mengkritik penguasa yang mengeksploitasi rakyat, menutup kebenaran, dan mengambil keuntungan dari penderitaan. Namun, di tengah penindasan, rakyat tidak diam. Dengan hati yang membara, mereka bersiap bangkit dari kegelapan, bersatu untuk melawan dan menghancurkan tirani.

Menjadi simbol perjuangan, dengan chorus yang memperkuat semangat pemberontakan melalui kapak perang, takhta yang dihancurkan, dan mahkota yang direbut. Simbol-simbol ini menggambarkan keberanian dan tekad untuk melawan rasa takut dan rasa malu, serta merebut kembali keadilan. Interlude mengekspresikan rasa kecewa terhadap janji-janji palsu dan mimpi yang hancur, tetapi dari kekecewaan itu lahir keberanian dan persatuan. Secara keseluruhan, lagu ini adalah seruan revolusi melawan penindasan, kemunafikan, dan kebohongan, menginspirasi rakyat untuk bersatu, melawan, dan membawa perubahan hingga keadilan benar-benar diraih.


Posting Komentar

0 Komentar