Lagu ini bukan sekadar debut; ia adalah pernyataan sikap. Di tengah hiruk-pikuk tren musik digital yang semakin rapih dan dipoles, Headkloud datang dengan suara yang mentah, keras, dan jujur, seperti malam-malam panjang yang mereka nyanyikan dalam liriknya. “Namanya Juga Namjug” adalah perayaan atas momen nongkrong tanpa arah, di mana waktu seolah berhenti, gelas berputar, tawa pecah, dan pagi datang terlalu cepat.
Headkloud beranggotakan empat nama yang tak asing di lingkaran musik independen Jakarta: Toni (gitar & vokal) yang dikenal dari Noiseless, Bigart (gitar & vokal) yang merupakan personel Chingkrank Holiday, Dani (drum) drummer dari Arm As Weapons, dan Kimung (bass & backing vocal). Formasi ini menjadi pertemuan energi dari berbagai lintas scene, dari post-hardcore, alternative, hingga punk, yang kemudian meledak menjadi sesuatu yang baru namun terasa akrab.
“Namanya Juga Namjug” membawa pendengarnya ke nuansa grunge klasik: riff kotor, bass bergemuruh, dan vokal yang tak takut retak. Namun di balik distorsi itu, ada kehangatan yang khas, semacam rasa rindu akan masa di mana musik hanya butuh amplifier, teman, dan semalam penuh cerita.
Dengan debut ini, Headkloud tidak hanya memperkenalkan diri, tapi juga mengingatkan kembali bahwa musik bukan sekadar genre, ia adalah sikap hidup, sebuah cara untuk jujur pada diri sendiri dan lingkungan. “Namanya Juga Namjug” sudah tersedia di seluruh platform streaming digital, siap menemani malam-malam para penikmat musik yang rindu pada suara yang apa adanya.
0 Komentar