Lagu ini seakan menyampaikan pentingnya untuk tidak menahan perasaan, memperbaiki komunikasi dengan orang-orang terdekat, dan berdamai dengan masa lalu. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk memahami betapa berharganya proses penyembuhan dari setiap kisah yang pernah ada.
Sedangkan Lagu "This ending wasn’t the one that I wanted" hadir sebagai respon terhadap wawancara Rhian Teasdale dari Wet Leg, di mana ia menceritakan perjuangannya hampir menyerah pada dunia musik akibat tekanan yang datang dari tuntutan keluarga. Seolah-olah, jika suara dalam diri kita bisa berbicara, inilah suara yang mungkin akan terdengar—suara yang merespon ketegangan antara keinginan pribadi dan harapan dari luar.
Lagu ini menggambarkan bahwa setiap keputusan yang kita ambil baik atau buruk, pasti melibatkan bagian dari diri kita yang dalam diam berperan. Suara itu terus ada, meskipun sering kali kita abaikan atau tidak ingin mendengarnya. This ending wasn’t the one that I wanted mengingatkan kita tentang pentingnya mendengarkan suara hati yang paling jujur, yang terkadang tenggelam oleh berbagai pengaruh dari luar yang membentuk perjalanan hidup kita.
Dengan lirik aching dan notasi yang sederhana, kedua lagu ini terinspirasi oleh sound grup-grup seperti Jank, Delta Sleep dan Said. Dalam proses pengerjaannya, Beijing connection banyak dibantu oleh Rona Hartriant (Eleventwelfth). Sementara mixing dan mastering ditangani oleh Sofi/Sofyan (Witchery Labs). untuk visual, artwork yang dibuat oleh Alda Puspitasari diproses lebih lanjut oleh Yoga Pratama.
Sebagai bagian dari perayaan rilisan ini, trio Midwest emo asal Makassar ini juga memperkenalkan merchandise pertama mereka, bekerja sama dengan Sonderpeps, sebuah brand lokal asal Bandung.
0 Komentar