Selain AK//47, ia juga memiliki proyek grind/noise bernama Daging Iblis, sebuah pembaruan dari kebisingan yang ia ciptakan selama ini. Namun, Imperial Ra adalah bentuk pelepasan dari kebisingan yang selama ini mengiringinya. “Saya menemukan paradoks itu menyenangkan. Dalam kebisingan, ada ketenangan yang bisa dihadirkan,” ujarnya.
Album Santai Sesantai Santainya membangun atmosfer yang kuat dengan pengaruh dari vaporwave, city pop, dan electronic ambient. Setiap trek mengalir seperti potongan nostalgia yang membawa pendengar ke dimensi yang lebih halus dan meditatif. Ini bukan kali pertama Garna mengeksplorasi musik instrumental. Sebelum proyek ini, ia telah merilis Benua Yang Sunyi (2014), sebuah eksplorasi post-rock yang dirilis di bawah Elevation Records. Ia juga merilis Benda-benda Tajam Melayang di Awan (2022), sebuah album noise/ambient, serta Sambal Dari Surga (2023), yang kembali ke nuansa post-rock. Namun, kali ini Imperial Ra sepenuhnya bertumpu pada sintesis suara dan komposisi elektronik.
“Saya sengaja tidak memakai nama Garna Ra karena ini adalah proyek yang ingin berdiri sendiri, bebas dari batasan genre sebelumnya,” jelasnya. Garna menawarkan ruang bagi pendengar untuk merasakan pengalaman mendalam bukan melalui distorsi dan agresi, tetapi lewat harmoni dan relaksasi.

0 Komentar