“Raja Jawa” adalah sebuah manifesto musikal yang menyalurkan kemarahan, keresahan, dan suara rakyat dalam bentuk paduan alternative rock Indonesia, blues-funk, dan nuansa gamelan tradisional. Lebih dari sekadar lagu, “Raja Jawa” langsung menyodorkan lirik-lirik lantang dan penuh satire. Irsyad mengecam sistem yang korup dan absurd, dengan menyentil isu-isu seperti nepotisme, penanganan bencana yang lalai, dan proses legislasi yang semena-mena. Baris seperti “tukang cebok diberi jabatan” dan “Gedung MK milik keponakan” menyajikan realita politik yang getir dan provokatif.
Lagu ini juga diperkuat oleh monolog dari Pandji Pragiwaksono, sosok yang dikenal luas atas kritik sosial-politiknya. Monolog Pandji disajikan bukan sekadar sebagai pengisi interlude lagu, tetapi penegas bahwa lagu ini adalah bentuk perlawanan kolektif. Monolog tersebut memberikan momen reflektif yang kontras, di tengah amukan distorsi gitar dan dentuman drum yang penuh energi.
Secara musikal, “Raja Jawa” berdiri di persimpangan antara akar tradisi dan semangat progresif. Irsyad menyisipkan unsur gamelan dalam aransemen lagu, menciptakan kontras sonik yang khas, mengakar kuat pada budaya lokal namun tetap berbicara dalam bahasa global. Lagu ini ditulis pada malam ke-17 Ramadhan 2025 dan seluruh proses produksinya, dari penulisan, komposisi, rekaman, hingga mixing dan mastering ditangani langsung oleh Irsyad. Ini menegaskan komitmen totalnya terhadap visi artistik dan sosial yang ingin disampaikan.
“Raja Jawa” bukan hanya karya musik, tapi pengingat dan seruan. Bahwa di tengah absurditas dan kebodohan sistemik, musik masih bisa menjadi alat perjuangan, penggerak kesadaran, dan pelindung nalar.
Written, produced, mixed and mastered by Irsyad Agni
Artwork by Timothy Geraldo, Anggito Prabandaru, Fyza Ghaniya
Music Video by Fyza Ghaniya, Sobro Nagalih
Including Monolog of Pandji Pragiwaksono
Irsyad Agni on Social Media
Instagram: @irsyadagni
TikTok: @irsyadagni
YouTube: Irsyad Agni Sudhirajati
Spotify: Irsyad Agni

0 Komentar