TWD terdiri dari Zaki (vokal) dan Raihan (keyboard), dua musisi muda yang dipertemukan dalam ekosistem musik lokal Surabaya. Mereka baru terhubung ketika terlibat dalam proyek solois lokal, Danyannisa. Raihan sebagai keyboardist, dan Zaki sebagai roadman. Dari pertemanan di balik panggung, lahirlah kolaborasi ini.
Nama “Till We Die” pun dipilih, sebagai bentuk doa dan komitmen agar keduanya bisa terus berkarya bersama hingga maut memisahkan.
Single “Tak Lagi di Sisimu” menyuguhkan sebuah kisah yang menyayat tentang seseorang yang pernah menjadi sandaran di masa sulit, namun kemudian ditinggalkan saat pasangannya menemukan “bahagia” bersama orang lain. Yang tersisa hanyalah kenangan dan dukungan dari jauh, tanpa pamrih, tanpa benci.
Dengan lirik seperti: “Aku memang tak lagi di sisimu, namun aku hidup di mimpi-mimpimu,” lagu ini menyuarakan sisi sunyi dari cinta yang tetap mengikhlaskan.
Menariknya, lagu ini tercipta dari inspirasi tak terduga. Sebagai fans Timnas Indonesia, TWD mengalami momen kecewa saat pelatih Shin Tae-yong digantikan oleh Patrick Kluivert. Mereka lalu membayangkan POV Shin Tae-yong, seseorang yang telah berjuang tapi ditinggalkan. Dari sana, lagu ini tumbuh menjadi karya yang lebih universal.
Dibalut dalam aransemen yang pop groove, lagu ini dibangun dengan piano dominan dan atmosfer ruang yang tenang. Raihan bertanggung jawab atas aransemen musik, sedangkan Zaki yang menulis lirik. Semuanya dilakukan secara mandiri.
“Kami ingin lagu ini nggak cuma relevan ke satu cerita, tapi menyentuh siapa pun yang pernah merasa ditinggalkan setelah memberi segalanya,” ungkap Zaki.
Single ini juga menjadi gerbang awal dari karya-karya TWD selanjutnya. “Kami sudah mulai garap lagu-lagu berikutnya. Jadi tungguin ya,” tambah Raihan.
0 Komentar